Sabtu, 01 Maret 2014

#random

Kenapa sekarang semua terlihat menjauh? Katanya jadilah diri sendiri, tapi ketika aku menjadi sendiri, segalanya jadi sepi. Ketika aku ingin mendekat kembali, semua pergi. Hampir setiap malam kita berbicara, tak ada rasa. Hambar. Aku melihatmu tersenyum kecut, sembari menolak permintaanku untuk bicara. Sebagai manusia. Sebagai dua makhluk sosial yang sering bersua tapi jauh di hati.

Aku tidak mengerti. Kata teori, berdirilah untuk sesuatu, meski itu artinya kau harus berdiri sendirian. Tapi realita tak seindah kata-kata. Semua dilema. Karena kini teori sudah tak lagi berguna. Basa-basi semata. Buku-buku tebal kini cuma tumpukan sampah. Aku pun masih ingat semalam kau katakan untuk jangan banyak-banyak merenung. Kau sering katakan hati-hati dijalan dan tak lupa cepat sembuh saat sakit. Aku sadar, aku tau, kau peduli. Sampai sekarang aku takmengerti, entah terlambat atau tepat. Mungkin kita sudah keburu jauh di persimpangan jalan.

Aku terlalu mudah emosi, dan larut didalamnya. Dan kini lidahku tertekuk, tak dapat lagi mengatakan apa-apa. Kini serasa aku menusuk ulu hatiku, dengan pisau yang kubuat sendiri. Kalau kita tak dapat lagi bicara sebagai manusia, dapatkah kita bicara kembali sebagai jiwa yang tak bernyawa?

Siapapun kau, aku minta maaf

Penantian, 1 Maret 2014

Kamis, 09 Januari 2014

Budaya Mudik



Budaya Mudik

Pengertian Mudik

Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia

Istilah mudik sebenarnya tidak hanya diperuntukkan untuk pulang ke daerah asal/ kelahiran saat lebaran, tetapi digunakan di semua aktivitas perjalanan pulang menuju ke kampung halaman.

Mudik saat Hari Raya Idul Fitri berawal dari keinginan para perantau-orang yang pergi jauh meninggalkan kampung halamannya untuk mencari nafkah dan penghidupan yang lebih baik-untuk bisa berkumpul kembali dengan keluarganya.

Setelah setahun lamanya mereka bekerja dan mengumpulkan uang sampai rela meninggalkan keluarga, teman, dan kampung halamannya. Maka, momen mudik lebaran ini digunakan sebagai ajang pelepas rindu akan kampung halaman, ajang silaturahmi ke sanak keluarga yang jarang sekali ditemui karena saling berjauhan tempat kerjanya, ajang menjalin kembali keakraban yang mungkin sudah mulai pudar karena selama setahun masing-masing orang sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri. Disitulah esensi dari mudik, yaitu pelepas rindu, penguat jalinan silaturahmi, dan sebagai lem perekat keakraban antar saudara, sahabat, atau teman.

Sejarah Mudik
Kata "mudik" mengartikan "hulu"

Pada zaman pramodern hanya dikenal komunikasi sosial lewat sungai. Hampir semua hunian tua di Indonesia selalu berada di tepi sungai. Karena sungai merupakan sarana komunikasi dan transportasi yang vital, maka dikenal adanya istilah arah hulu dan hilir, mudik dan muara.

Pada waktu itu, kalau orang mengatakan mau mudik, jelas artinya mau pergi ke hulu. Dan kalau mau ke hilir, berarti mau ke arah muara. Orang yang menuju ke hulu dapat berarti “naik”, “munggah”, “pulang”, “ke hutan”, “ke kebun”, “ke bukit”, “ke kampung”. Sedangkan orang yang menuju ke hilir dapat berarti pergi, “keluar”, “ke pasar”, “merantau”, “kerja”.


  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxQP_W6ywoIPbN_fBZRI5535f7gdKv8tQJ_-uUVW-KAajN7usGW4WdgMXF0Y1fgKsYGDJORAhS7jDYjwcC70cJBMZH5U9MrcvNMcacysKnLGKOPTvu7jvjAVK8cS4WhVSxX_oPVUE2C0nY/s320/sungai+brantas.jpg









Dengan demikian arah hulu lebih bermakna “perempuan” dan hilir bermakna “lelaki”. Perempuan adalah hulu adalah rumah adalah kampung halaman. Lelaki adalah hilir adalah luar adalah asing, atau rantau.

           Dengan pola pikir yang demikian itu, munggah dan mudik maknanya sama, yakni kembali ke ibu, ke kampung halaman, ke nenek moyang, ke asal adanya, ya kembali ke fitrahnya. Begitulah kesadaran kolektif bangsa ini sejak zaman dahulu kala, yakni tidak pernah melupakan jati dirinya, asal usulnya, nenek moyangnya, kampung halaman tempat ia dilahirkan. Manusia Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, dalam hubungan munggah dan mudik ini, selalu ingat asal usulnya, indungnya, sangkan paran atau asal dan tujuan hidup ini.
Mengapa identik dengan Lebaran?

Di zaman purba Indonesia ada upacara setiap tahun yang bermakna manunggal dengan nenek moyang sebuah komunitas. Sisa-sisa upacara demikian masih lestari dalam bentuk bersih desa, ngalaksa, seren taun, ngarot dan banyak lagi.

Dalam upacara-upacara semacam itu dilakukan penyatuan manusia sebagai mikrokosmos dengan alam sebagai makrokosmos dan arwah nenek moyang berupa mitos-mitos sebagai metakosmos.

Rangkaian upacaranya mulai dari mandi bersama (bersih badan), pantang dan puasa, ziarah kubur, seni pertunjukan yang mementaskan kisah mitologi nenek moyang pendiri wilayah, dan akhirnya makan bersama atau kenduri. Tempatnya bisa di tanah lapang, di balai desa, di leuwi, di mata air, di kuburan desa.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3JtH3mqJfYVZp9hQPGJGIqEOhRMGZqhSzpgvCcn6KlQ7IZaV4XMZK6svC6NFNx5jWY6cDCRNU_2wq0a39uXtFqFr3gYpofZ6h-fb4cqSCR2F0MP35WBlFEqNXyqOLQFyqfmkEr1CzT9zX/s400/bersih+desa.JPG











Dalam upacara-upacara tahunan semacam itulah seluruh penduduk kampung kumpul bersama, tua atau muda atau kanak-kanak.
Upacara menyatukan diri seluruh penduduk kampung dengan makrokosmos dan metakosmos ini, dapat bermakna sangkan-paran atau kembali menyatu dengan yang asal. Mereka sedang munggah atau mudik. Kembali ke indung asal kehidupan ini. Kembali ke Sang Pencipta dengan seluruh warga yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Ketika agama Islam dipeluk oleh bangsa Indonesia, maka sisa-sisa ritual primordial ini tidak dilenyapkan karena sudah merupakan bagian dari arketip budayanya. Kalau tidak melakukan, mereka merasa ada yang hilang dari bagian dirinya sebagai kelompok.
Padanan untuk itu adalah bulan puasa bagi umat Islam, atau puncaknya pada hari Lebaran. Tradisi manusia Indonesia untuk nyekar atau menebar bunga di kuburan nenek moyang, mandi bersama di pantai atau di sungai desa, mengirim makanan bagi sanak saudara, yang semua itu dilakukan sebelum bulan puasa, adalah inkulturisasi Islam terhadap budaya sebelumnya.
Dampak Mudik
4 (empat) Makna Positif yang bisa kita peroleh dari Budaya Mudik di Indonesia, yaitu :
1. Budaya mudik merupakan suatu bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya, bentuk nyata birrul walidain seorang anak kepada orang tuanya. Seorang anak rela melakukan perjalanan yang jauh, lama, melelahkan, dan menguras isi dompet hanya demi menjenguk kedua orang tuanya lalu bersimpuh, sungkem, mencium kedua tangan bahkan kakinya untuk memohon maaf atas segala kesalahan. Para pemudik itu rela berdesak-desakan dengan ribuan orang hanya agar bisa memandang, menyentuh, dan berbicara langsung kepada orang tuanya, mengharap maaf, ridho, dan restu dari orang tua tercinta. Tak jarang mereka membawa bermacam-macam oleh-oleh untuk menyenangkan hati orang tuanya. Orang tua mana yang tak bangga dan bahagia melihat anaknya pulang setelah beberapa waktu mencari nafkah di tanah orang. Membuat orang tua bangga dan bahagia inilah bentuk birrul walidain yang paling mudah dilakukan disamping mendoakan.
2. Mudik juga menunjukkan bahwa bagaimanapun juga yang namanya hubungan keluarga itu tidak akan pernah putus. Hubungan teman boleh saja berakhir. Hubungan dengan pacar bisa saja berakhir putus dan galau. Tapi hubungan keluarga apalagi saudara kandung tak akan pernah bisa berakhir. Walaupun sang anak di Sabang dan sang ibu di Merauke, tetap saja hubungan diantaranya adalah ibu dan anak. Meski si Sulung di Pulau Miangas dan si Bungsu di Pulau Rote, tetap saja hubungan mereka adalah kakak beradik. Nah, mudik inilah momen yang kembali mengingatkan kita bahwa terpisah sejauh apapun yang namanya hubungan keluarga akan terus dibawa, bahkan sampai mati.
3. Kebo mulih ing kandang. Paribasan (peribahasa) Jawa menjadi makna selanjutnya dari mudik. Bahwasannya mudik adalah momen yang mengingatkan bahwa kita tidak boleh lupa akan asal-usul kita. Sekaya apapun, sesukses apapun, sepandai apapun, sehebat apapun, sekeren apapun, segaul apapun, kita pada akhirnya akan kembali ke tempat kita dilahirkan dengan jalan mudik itu tadi. Sekaligus juga mengingatkan bahwasannya kita diciptakan oleh Tuhan, maka pada akhirnya kitapun akan kembali pada-Nya. Sejauh apapun kita pergi, tetap kita harus dan wajib mengingat asal-usul kita supaya kita tidak sombong.
4. Makna positif mudik yang terakhir adalah bahwa dengan mudik, tanpa disadari sebenarnya kita menyatukan kebhinekaan sosial, budaya, adat dan istiadat. Si A datang dari Medan, Mas B datang dari Makasar, Tante C datang dari Bali, Pakdhe D datang dari Jakarta, Dik E datang dari Manokwari semuanya lebur menjadi satu di kampung halaman ketika mudik lebaran. Saling berbagi kisah dan pengalaman dari daerah rantaunya masing-masing. Saling mencicipi oleh-oleh khas dari daerah rantaunya masing- masing. Di situlah sebenarnya Indonesia yang dicita-citakan oleh Mahapatih Gajah Mada : bhineka tunggal ika.
3 Dampak Negatif bisa kita peroleh dari Budaya Mudik di Indonesia, yaitu :
1. Selesai pulang dari mudik, tidak mampu menebus barang-barang yang digadaikan. Akhirnya barang-barang tersebut dilelang oleh pihak pegadaian
2. Barang-barang yang sudah dijual,tentunya dengan harga murah,tidak mungkin akan terbeli lagi. Artinya, harta kekayaannyapun berkurang
3. Tidak mampu membayar utang. Atau membayar utang dengan cara utang lagi ke orang yang lain. Akhirnya hidupnya sepanjang waktu terlilit utang.

Tips Mudik Aman dan Nyaman

Bagi mereka yang ingin mudik dengan kendaraan pribadi, berikut tips ringan yang perlu dipersiapkan agar perjalanan menjadi aman dan nyaman.

1.      Daftar barang bawaan
Beberapa hari sebelum berangkat, buatlah daftar barang-barang yang akan dibawa. Lakukanlah ini sebelum Anda mulai beberes. Daftar barang bawaan akan meminimalisasi kemungkinan lupa. Buatlah daftar dimulai dari barang-barang yang paling penting, penting, kurang penting, dan tidak penting.

2.      Cek kondisi kendaraan
Kendaraan adalah tulang punggung perjalanan Anda. Oleh karena itu, pastikan kendaraan Anda apakah mobil atau motor siap digunakan untuk perjalanan jauh. Sangat direkomendasikan untuk membawa kendaraan Anda ke bengkel resmi guna diperiksa secara menyeluruh.

3.      Cek perlengkapan kendaraan
Pastikan seluruh peralatan tambahan pada kendaraan Anda tersedia. Jangan sampai jika terjadi keadaan darurat Anda tidak menemukan dongkrak, obeng, tang, kunci pas, dan lain-lain di dalam kendaraan.

4.      Bawalah sparepart cadangan
Jangan abaikan soal yang satu ini. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam perjalanan panjang. Pastikan busi, sekring, tali rem, tali kopling, ban, dan sejumlah sparepart cadangan lainnya ada di dalam kendaraan Anda.

5.      Kotak P3K
Periksa kembali kelengkapan isi kotak P3K Anda. Minyak angin, rheumason, betadine, dan obat sakit kepala adalah beberapa hal yang harus ada di dalam kotak pertolongan pertama itu. Periksa kembali apakah obat-obatan yang ada sudah kedaluwarsa atau tidak. Anda juga bisa menambahkan dengan obat-obatan lain.

6.      Hiburan
Macet adalah rintangan utama yang tidak mungkin Anda hindari dalam perjalanan mudik. Ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk membawa barang-barang yang sekiranya dapat menghibur Anda dari kebosanan. Koleksi kaset, CD, MP3 atau buku biasanya jadi teman setia dalam perjalanan.

7.      Peta
Banyak perusahaan jasa atau institusi swasta menyediakan peta jalur mudik. Carilah informasi di mana Anda bisa mendapatkan peta itu. Biasanya, peta-peta yang dibuat khusus untuk mudik memuat sejumlah informasi yang dibutuhkan, seperti pom bensin, bengkel, posko Lebaran, dan kondisi jalan.

8.      Layanan gratis otomotif
Perusahaan otomotif biasanya membuka posko layanan gratis di sejumlah titik tertentu di jalur mudik. Mereka juga biasanya menyediakan satu nomor darurat yang bisa dihubungi jika Anda mendapat masalah dengan kendaran Anda. Carilah informasi di manakah posko-posko itu berada.

9.      Baterai dan pulsa
Telepon seluler kini tak bisa dilepaskan dari kehidupan kita. Pastikan baterai dan pulsa telepon seluler Anda dalam kondisi penuh. Jangan sampai terjadi, dalam keadaan darurat telepon Anda tidak bisa digunakan.
10.  Kondisi tubuh
Tidak hanya kendaraan yang perlu disiapkan, kondisi badan Anda juga perlu mendapat perhatian. Perjalanan panjang membutuhkan kondisi badan yang prima. Pastikan Anda dalam kondisi fit sebelum memulai perjalanan jauh. Jika mengantuk, berhentilah untuk beristirahat. Dianjurkan agar Anda beristirahat setiap empat jam.
Kesimpulan

Fenoemena mudik lebaran sudah menjadi budaya yang sulit dihapus. Yang harus dilakukan ialah mengelimnir berbagai dampak negatif dengan mendorong, pertama, pemerintah lebih siap menyediakan sarana dan prasarana transportasi dan jalan menjelang dan saat lebaran. Kedua, pemudik harus semakin didicerahkan, disadarkan dan dicerdaskan supaya tidak terlalu berlaku konsumtif menjelang dan pada saat mudik lebaran. Ketiga, pemudik harus lebih mengutamakan keselamatan dalam mudik lebaran, supaya korban kecelakaan semakin bisa dieliminir misalnya tidak pulang kampung dengan mengendarai motor karena amat berbahaya. Keempat, sebaiknya pemudik tidak berutang atau menjual barang dimiliki demi mendapatkan uang untuk mudik lebaran. Sarana media sosial seperti sms, facebook, twitter, E-mail dan kartu lebaran bisa dimanfaatkan untuk komunikasi dan menyampaikan selamat Idul Fitri. Jangan dipaksakan mudik lebaran jika satu dan lain hal sedang tidak beruntung atau rezeki sedang turun. Kelima, rumah yang ditinggal harus dititip kepada keamanan lingkungan, Ketua RT dan tetangga yang kebetulan tidak mudik untuk menjaga keamanan , dan segala peralaran elektronik, stop kontak dan sebagainya yang bisa menimbulkan kebakaran harus dalam keadaan aman. Akhirnya mudik lebaran harus dikembalikan kepada tujuan utamanya yaitu untuk silaturrahim kepada keluarga dan handai taulan di kampung. Berbagai embel yang dikaitkan dengan mudik lebaran seperti untuk pamer kekayaan dan kemewahan harus semakin dikurangi. Mudik lebaran harus semakin meningkatkan spiritualisme masyarakat Indonesia bukan konsumerisme dan hedonisme .

Daftar Pustaka :
-        http://id.wikipedia.org
-        http://forum.kompas.com